Terus bisa apa?
Tak
menyangka.
Tak
menyangka banyak yang berubah dari kehidupan ini.
Murah ke
mahal.
Suci ke
nista.
Bersih ke
kotor.
Kaya ke
miskin.
Bahkan
sampai miskin ke melarat.
Tak heran.
Tak heran
harga BBM, listrik, dan kebutuhan dasar menjadi naik.
Tak heran
banyak masyarakat miskin yang seringnya marah-marah karena sudah banyak
tekanan.
Tekanan
hidup, tekanan sehat bahkan sampai makan pun sekarang sudah ditekan.
Banyak
orang beriman yang tak lagi pegang Qur’an untuk menjawab segala persoalan.
Semua
kocar-kacir tak lagi punya pegangan.
Tak lagi
ada pengkaderan untuk membentuk segelintir orang dengan aqidah yang mempan
walau dibombardir dengan ‘senapan’.
Dunia oh
dunia.
Ia
mengubah segala hal fana menjadi sesuatu hal yang seakan kekal selamanya.
Semua
terasa indah di mata.
Semua
berbalik dengan keadaan yang sebelumnya tak pernah diterima.
Lagi-lagi
Allah menguji orang-orang beriman dengan cobaan yang itu-itu saja.
Tak maju,
keadaannya serupa, dan dengan kegalauan yang 100% sempurna.
Mungkin
sebentar lagi kiamat.
Terdengar
sangkakala Nabi Israfil di langit-langit sana.
Datang
dajjal.
Turun Nabi
Isa.
Keluar
makhluk dan benda dari dalam perut bumi.
Ah, dunia.
Ia
mengubah semuanya dengan hal yang tak pernah diduga.
Ia sudah
berubah menjadi Jakarta.
Kejamnya
sudah mulai terasa.
Sampai ke
hati dan menusuk ubun-ubun ke ribuan anak bangsa.
*Adaut, 15
Maret 2012. Orang beriman terhadap orang beriman lainnya, seperti bangunan yang
antara bagian yang satu dan bagian lainnya saling
menguatkan---HR. Muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar